Pernikahan Adat Melayu Bengkulu (https://www.flickr.com)
Upacara Pernikahan merupakan wadah kegiatan-kegiatan yang dilazimkan dalam mematangakan, melaksanakan dan memantapkan pernikahan. Untuk mendapatkan corak dari apa yang dimaksud dengan adat dan upacara pernikahan tersebut, kita dapat melihat tahap-tahap penyelenggaraanya yang dibagi menjadi: tahap upacara-upacara sebelum pernikahan, tahap upacara pelaksanaan pernikahan dan tahap upacara sesudah pernikahan.
Dalam pernikahan suku bangsa melayu di Bengkulu tahapan yang dimaksud masih tampak jelas dan masih membekas pada bentuk dan upacara pernikahan campuran. Yang dimaksud upacara pernikahan campuran disini adalah pernikahan antara penduduk asli dengan pendatang.
A. Upacara Sebelum Pernikahan
1. Peminangan
Adalah menanyakan seorang gadis untuk dijodohkan pada seorang jejaka. Prosesnya diawali dengan saling komunikasi antara pihak keluarga laki-laki dan pihak keluarga wanita atas calon pengantin mereka. Kesepakatan didapat setelah dilaksanakan komunikasi informil yang biasa disebut dengan menanyo dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan atas kemungkinan-kemungkinan untuk dijadikan usaha peresmian menjelang penentuan perjodohan.
2. Mengantar Uang
Yang dimaksud mengantar uang atau ngantek piti atau ngantek belanjo adalah ketua adat dari pihak laki-laki diutus menghubungi pihak wanita yang diwakili juga oleh ketua adat setempat untuk mengantar uang berikut alat-alat kelengkapannya. Tujuan dari upacara ini adalah untuk memberitahu kepada khalayak ramai bahwa antara seorang jejaka sudah diikat oleh tali pertunangan dengan seorang gadis dengan janji akan nikah menurut waktu yang telah ditentukan atas pemufakatan antara kedua keluarga.
Kelengkapan upacara mengantar uang ini adalah sirih sebagai lambang sistem kerja adat yang dibangun dengan berbagai bentuk menurut jenisnya, yaitu bila pihak laki-laki datang membawa sirih puan maka pihak wanita menanti dengan sirih cerana,pihak laki-laki membawa sirih bujang maka pihak wanita menanti dengan sirih puan dan bila pihak laki-laki datang membawa sirih gedang maka pihak wanita menanti dengan sirih bujang.
3. Duduk Bertunangan
Yang dimaksud dengan duduk bertunangan adalah jangka waktu selesai mengantar uang menjelang pernikahan biasaya jangka waktu ini tidak terlalu tergesa-gesa dan tidak pula terlalu lama. Bagi jejaka atau gadis dalam ikatan pertunangan ini harus taat kepada ketentuan yang berlaku pada masa itu.
B. Upacara Pelaksanaan Pernikahan
Pelaksanaan pernikahan sesuai dengan tatacara merupakan inti dalam upacara pernikahan. Hal ini merupaka rangkaian dari suatu perayaan gembira segenap keluarga baik dalam hubungan kekerabatan yang dekat maupun yang jauh.
1. Berasan
Berasan adalah pertemuan adik sanak, kaum kerabat termasuk perangkat adat untuk mengadakan musyawarah untuk menentukan garis-garis besar pelaksanaan, yang meliputi penanggung jawab pelaksanaan yakni tuo kerjo yang dibantu sepenuh nya oleh tuo sambal dan tuo juada serta tuo jenang,tukang kanca dan lainya.
2. Mengangkat Bimbang
Menurut istilah adat ialah bahwa setiap usaha dilaksanakan secara bersama,bergairah dan mencari kemeriahan yang teratur.
3. Memecah Nasi
Adalah hidangan makanan besar bersama yang khusus disediakan bagi raja-raja dan penghulu yang berkumpul bersama dengan para pemuda masyarakat dan udangan lainya.
4. Bimbang Gedang
Adalah acara puncak secara adat dilaksanan malam sesudah mufakat antara ketua adat dan penghulu.
5. Malam Inai Curi
Adalah persiapan yang dilakukan pengantin wanita untuk ditampilkan didepan umum. Sebelum itu petang harinya dilakukan bedabung yaitu kegiatan memperindah bentuk deretan gigi. Bedabung adalah kegiatan khusu dilakukan langsung oelh induk inang dengan iringan lagu gendang serunai sebagai tanda selesai.
6. Acara Bercampur
Adalah mendudukan pengantin laki dan wanita diatas anjung pelaminan pada siang hari sesudah bimbang gedang. Biasanya acara ini didahului dengan tepung setawar dari ibu mertua kepada pengantin laki-laki di tangga rumah, kemudian pengantin laki-laki dibimbing oleh pengapit menuju pelaminan dimana pengantin wanita sudah ada disana.
Ada tiga proses yang menarik pada acara bercampur ini dimana kedua pengantin mengenakan pakaian adat lengkap, pengantin laki-laki ketika menuju pelaminan harus melalui tiga macam hambatan berupa penghadang-hadang yang dilakukan menurut adat.
Hambatan tersebut dikenal dengan istilah kadang galah, Yang pertama dilakukan di pintu halaman pengantin wanita yang dipimpin oleh tuo kerjo. Biasanya dengan diserahkan sedikit tebusan maka gala tersebut dibuka sebagai tanda boleh masuk.
Yang kedua Kadang Pintu dilakukan pintu masuk rumah pengantin wanita dilakukan oleh tuo sambal dengan tebusan maka selenda pengahadang dibuka dan pengantin pria diperbolehkan masuk.
Yang ketiga disebut kadang kipas dilakukan diatas pelaminan dimana kedua pengantin sudah duduk berdampingan tetapi pengantin wanita di tutup dengan kipas, setelah tebusan diserahkan induk inang akan membuka kipas yang menutup wajah pengantin wanita.
Dalam proses kadang galah ini biasanya terjadi proses berbalas pantun antara ketua rombongan pengantin pria dengan penjaga pintu-pintu dari pengantin wanita.
7. Acara Pengantin Mandi
Adalah upacara memandikan pengantin oleh induk inang, Hal ini dimaksudkan sebagai usaha mengharumkan pengantin dan biasanya dilakukan secara simbolis.
8. Mandi Randai
Yaitu pengantin wanita dan pria dimandikan bersama-sama di penghujung pada sore hari yang dipimpin oleh induk inang untuk dapat disaksikan masyarakat umum. Pelaksanaan mandi dilaksanakan saling berganti menyiram tubuh sesamanya, seluruh acara ini di iringi oleh gendang serunai secara terus menerus sampai upacara ini selesai.
9. Acara Belarak Serunai
Dalam adat Bengkulu sesudah akat nikah dan proses adat lainnya pada sore hari pengantin akan diarak keliling kampung, zaman dahulu biasa diarak dengan menggunakan delman untuk sekarang biasa nya menggunakan mobil, di iringi oleh alunan musik serunai sepanjang perjalanan. Maksud dari acara belarak ini adalah untuk memberitahu orang-orang bahwa antar jejaka dan sigadis telah terikan oleh pernikahan yang syah.
10. Menjalang
Maksud dari menjalang ini adalah berkunjung kerumah orang tua,kerabat dan sanak keluarga lainnya dengan membawa istri. Bagi pengantin wanita ini adalah suatu kehormatan tertinggi bahwa dalam acara keluar rumah pada akhir masa gadisnya sebelum mengunjungi orang lain.
C. Upacara Sesudah Perkawinan
Bila sudah dilaksanakan doa selamat pada tempat wanita sebenarnya upacara pernikahan telah selesai. Barang barang pinjaman yang digunakan pada perayaan dimaksud dibersihkan dan dikembalikan kepada pemiliknya.
Itulah penjelasan singkat mengenai upacara pernikahan adat Bengkulu yang sudah turun temurun dilaksanakan. Dewasa ini susunan acara adat itu ikut berubah seiring perkembangan jaman, banyak dari masyarakat Bengkulu yang hanya memakai sebagian dari acara-acara adat bengkulu, mengingat acara-acara adat Bengkulu ini memerlukan waktu yang cukup lama dalam pelaksanaan nya. Untuk itulah diharapkan kepada generasi muda Bengkulu untuk dapat melestarikan Kebudayaan ini yang kian hari kian hilang.
Sumber: Kompasiana
No comments:
Post a Comment